5 Penyebab Utama Gagal dalam Bisnis Online

5 Penyebab Utama Gagal dalam Bisnis Online

5 Penyebab Bisnis Online Jadi Stuck – Bisnis Online menjad salah satu tren yang menjamur hampir di semua kalangan masyarakat. Hal ni tentu menjadi pertanda positif karena berbisnis menjadi begitu mudah dilakukan. Tak heran jika pelaku bisnis online pun tidak hanya mereka yang profesional di dunia bisnis atau yang bermodal besar, tetapi juga bisa dilakukan oleh anak muda hingga ibu rumah tangga.

Segala kemudahan yang didapatkan dari bisnis secara online tentu tidak serta merta membuat bisnis pasti berjalan lancar. Layaknya bisnis offline, berbisnis dengan platform online juga memiliki segudang tantangan. Banyak pelaku bisnis online yang merasa bahwa bisnis yang mereka jalani stuck atau tidak berkembang. Apakah Anda juga mengalami hal tersebut?

Stucknya suatu bisnis adalah hal wajar, tetapi tentu bukan hal yang patut disepelekan. Oleh karena itu, perlu antisipasi dengan cara mengetahui apa saja faktor yang menyebabkannya. Berikut 5 Penyebab Bisnis Online jadi Stuck.

5 Faktor yang Membuat Bisnis Online Anda Stuck

  1. Kurang Inovasi
    Sudah sepatutnya setiap pelaku bisnis online berpikir dan bertindah dengan lebih kreatif dan inovatif. Di dunia digital seperti sekarang, perubahan dan kompetisi berjalan sangat cepat. Jika kita tidak bisa berinovasi, maka bersiaplah untuk ditinggalkan.
  2. Kurang Kuat Dalam Perencanaan
    Setiap pebisnis sewajarnya memiliki perencanaan jangka pendek/panjang. Hal inilah yang kerap kali dilupakan oleh pebisnis online karena merasa sudah begitu nyaman dan membuahkan hasil yang cukup. Padahal, kemudahan yang didapat tersebut bisa menjadi boomerang untuk bisnis itu sendiri.
  3. Strategi Marketing yang Tidak Tepat
    Terlihat sederhana, tetapi berbisnis online tetap membutuhkan strategi marketing yang tepat dan sesuai kebutuhan zaman. Anda bisa menggunakan Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunites dan Threats). Analisa ini sangatlah penting agar bisa tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan produk.
  4. Jarang Update Produk
    Meskipun barang yang dijual sama, tetapi upayakan untuk tetap melakukan pembaharuan foto. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap traffic penjualan karena pembeli cenderung percaya terhadap produk yang baru diupload fotonya.
  5. Tidak Melakukan Pengembangan Usaha
    Untuk membuat bisnis online tidak stuck, diperlukan berbagai upaya pengembangan usaha. Bisa dengan kolaborasi dengan brand lain. Pengembangan usaha dengan kolaborasi bisnis bisa berdampak pada peningkatan level toko online yang Anda Kelola.

Itulah 5 penyebab bisnis online jadi stuck. Pada intinya stuck bisnis sering terjadi lantaran rasa cepat puas dengan apa yang sudah didapat. Padahal di era digital seperti sekarang, perkembangannya teknologi online sangat cepat. Adaptasi yang baik dengan perubahan menjadi kunci agar bisnis online yang dijalankan bisa terus berkembang.

Lihat artikel lainnya:

Silahkan cek profil kami: https://sumberrizki.com/tentang-kami/
Yuk Hitung Deposito kamu sekarang: Klik Disini
List Jasa Keuangan kami: https://sumberrizki.com/pinjaman/
Silahkan cek Google Business kami: https://goo.gl/maps/Cqy22LBjjTKUh8sR6

Bisnis Anda Sedang Turun? Simak 5 Penyakit Berbahaya Dalam Team yang Bisa Menghancurkan Bisnis Anda

Penyakit Berbahaya Bagi Bisnis

Ada satu quotes yang menarik kenapa team ini penting, kalau Anda ingin menang Anda butuh talenta. Tapi kalau Anda ingin memenangkan sebuah kompetisi, sebuah turnamen Anda butuh team yang kuat. Talenta bisa meningkatkan omset tapi untuk membuat target tercapai Anda butuh teamwork. Nah, Sobat Kiki perlu memperhatikan penyakit berbahaya bagi bisnis Anda:

  1. Kehilangan Kepercayaan
    Ada sebuah pernyataan yang cukup menarik,dimana Steven Covey menuliskan tentang The Speed of Trust. Beliau mengatakan bahwa karyawan yang tidak produktif salah satu problem terbesarnya adalah tidak percaya pada management, tidak percaya pada leadernya. Jadi ini adalah tanda yng pertama. The Absence of Trust, kehilangan rasa percaya. Jadi, kalau begitu seperti apa tandanya? Yaitu selalu menyampaikan kabar buruk tidak mau kelihatan jelek selalu menutup-nutupi masalah dan akhirnya membuat masalah itu menjadi besar, pada saat sudah membesar sudah serius baru ketahuan. Itu adalah ciri yang pertama.
  2. Selalu Mengindari Konflik
    Ciri yang kedua menjadi masalah dalam team adalah ketika terjadi yang disebut konflik dan konflik itu selalu dihindari. Ketika orang mulai menghindari konflik, berarti kita sedang mencari yang disebut keharmonisan palsu. Jadi harmonisnya palsu, ingin mencari keharmonisan tapi ini keharmonisan yang palsu. Kenapa? karena takut terjadi benturan takut telalu terjadi konflik yang tidak diinginkan. Jadi, konflik adalah hal yang baik. Tetapi menghindari konflik akan menjadi masalah, contoh ya.. ada atasan tidak berani menegur anak buah itu berarti sudah dysfunction. Misalnya contoh lain, saya tidak mau komunikasi dengan departement lain karena malas ngomong, malas konflik, malas debat saya malas beragumen sama dia udahlah dia maunya apa yang ngikutin aja. Itu sudah dysfunction.
  3. Tidak Ada Komitmen
    Dysfunction yang ketiga adalah ketika diberi tanggung jawab, orang itu malah menghindar. Jadi misal contohnya tidak mau ada komitmen. Maunya udah deh Anda aja yang ngerjain deh saya nonton aja, kalau ada pekerjaan baru ada tugas baru tidak mau ada komitmen yang lebih serius, saya mau begini-begini aja saya nggak mau terlalu terlibat banyak deh di perusahaan udah Anda aja deh, saya nggak enak. Terlalu banyak orang yang menghindari dari komitmen juga dysfunction ini adalah sudah yang ketiga.
  4. Tidak Ada Tanggung Jawab
    Dysfunction yang keempat adalah ketika orang tidak mau atau tidak bisa diminta pertanggung jawaban. Lack of accountibility. Lack of accountibility adalah orang yang menghindari tanggung jawab, dengan cara cari alasan kemudian menciptakan skenario untuk bisa mengatakan ini bukan salah saya. Menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan, menyalahkan situasi akhirnya tidak ada accountibility tidak bisa dipertanggung jawabkan ini yang keempat.
  5. Tidak Memperhatikan Hasil
    Ada insentif tidak berprestasi, tidak ada insentif tidak berprestasi. Dikasih hukuman tidak takut, dikasih ancaman tidak takut. Jadi tidak takut dengan konsekuensi karena mereka tidak perhatian dengan hasil. Teman-teman jika hal-hal ini sedang terjadi berarti mengalami yang namanya dysfunction team.

Source: https://tommcifle.com/5-penyakit-berbahaya-dalam-team/

Baca artikel lainnya:

Lihat juga:

Silahkan cek profil kami: https://sumberrizki.com/tentang-kami/
Yuk Hitung Deposito kamu sekarang: https://sumberrizki.com/simadeb-2/
List Jasa Keuangan kami: https://sumberrizki.com/pinjaman/
Silahkan cek Google Business kami: https://goo.gl/maps/Cqy22LBjjTKUh8sR6

Gagal Bisnis? 8 alasan ini penyebabnya!

Gagal Bisnis? 8 alasan ini penyebabnya!

8 Alasan Bisnis Gagal – Kegagalan berbisnis adalah suatu hal yang paling dihindari oleh para pengusaha. Kebanyakan dari pebisnis gagal di 5 tahun pertama. Tentunya fakta ini menunjukan bahwa menjalankan roda bisnis tidak lah mudah. Ada banyak faktor yang membuat sebuah bisnis bangkrut atau gagal. Namun dari banyaknya faktor-faktor penyebab kegagalan tersebut, faktor internal lah yang paling banyak memberi kontribusi kegagalan suatu bisnis. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui apa saja faktor penyebab kegagalan agar anda dapat mengantisipasinya. Berikut adalah 8 alasan utama penyebab kegagalan berbisnis.

  1. Tidak Ada Perencanaan
    Berkali-kali ikut seminar bisnis atau membaca profil pengusaha sukses sering memdorong kita ikut memulai bisnis sendiri. Tak ada yang salah dengan semangat tersebut. Tapi menjalankan bisnis hanya bermodal semangat, salah-salah akan berujung pada kebangkrutan. Untuk menghindari kebangkrutan, selalu dampingi semangat menggebu tersebut dengan perencanaan matang. Tentukan dulu visi, misi dan tujuan bisnis yang akan Anda geluti. Termasuk menggali informasi lebih banyak tentang seluk beluk bisnis tersebut, bagaimana dan di mana membeli bahan bakunya, siapa saja yang akan menjadi konsumen, serta di mana dan bagaimana memasarkannya. Intinya, bila ingin usaha bertahan jangan memulai usaha sebelum Anda melakukan survei pasar.
  2. Tidak Melakukan Riset Pasar
    Ibarat kita akan berperang, kita harus mencari tahu tentang kondisi medan agar kita dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk dapat meraih kemenangan. Begitu pula ketika menjalankan sebuah bisnis. Mencari tahu kondisi pasar atau melakukan riset pasar adalah salah satu persiapan yang wajib dilakukan oleh pengusaha. Dengan melakukan riset pasar kita akan tahu tentang bagaimana keberterimaan produk di pasaran atau bagaimana respon masyarakat tentang produk anda. Anda tidak mau kan menjual produk gagal? Oleh karena itu, lakukan lah riset pasar. Riset pasar bisa dilakukan dengan memantau perkembangan masyarakat melalui berita di media-media atau meminta ahli riset pasar untuk melakukannya.
  3. Pemasaran yang Lemah
    Di awal usaha, Anda akan tergoda untuk memproduksi sebanyak-banyaknya produk agar segera mencicip keuntungan berlipat. Tidak jadi salah jika memang dilakukan, namun Anda harus juga tahu bagaimana cara memasarkan produk tersebut. Jelilah memanfaatkan setiap kesempatan untuk mempromosikan produk Anda. Tak perlu bernafsu memasang iklan di media massa bila modal Anda tak mencukupi. Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk pada calon konsumen, seperti melalui media sosial atau mailing list. Tapi ingat, jangan melupakan etika dalam memasarkan. Karena jika salah Anda berpromosi, bukannya mendapatkan pembeli, promo produk Anda bisa dianggap spam dan anda bisa terjerumus dalam gagal bisnis.
  4. Manajemen yang Buruk
    Bukan berarti kita harus memiliki latar belakang manajemen atau akuntansi untuk menjadi pebisnis sukses. Kita bisa belajar membuat arsip dan catatan yang baik setiap transaksi yang terjadi. Tak ada salahnya juga bila Anda membuat catatan rinci seputar tahapan apa saja yang sudah dilakukan. Dengan pencatatan yang baik, kita bisa mengevaluasi, apakah bisnis yang sudah berjalan semakin dekat dengan keuntungan berlipat atau justru ancaman jurang kebangkrutan.
  5. Rendahnya Pengetahuan Tentang Pengelolaan Keuangan
    Salah satu inti dari mengelola sebuah bisnis adalah mengelola keuangan perusahaan agar roda bisnis dapat terus berjalan dan tidak gagal bisnis. Pencatatan dan pembukuan setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan hingga melahirkan laporan keuangan perusahaan adalah usaha pengelolaan keuangan. Dengan mengetahui laporan seorang pengusaha dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola keuangan dan menjalankan roda bisnisnya. Namun jika seorang pengusaha tidak memiliki pemahaman tentang ini, ibarat balapan mobil tidak isi bensin. Oleh karena itu, pengusaha harus memiliki setidaknya pengetahuan dasar tentang mengelola keuangan. Belajar dari internet secara otodidak atau dari praktisi akuntan jika mampu.
  6. Pegawai Tak Terkendali
    Tak salah memang bila membayangkan bisnis yang akan Anda geluti mempekerjakan banyak pegawai. Tapi apakah Anda betul-betul membutuhkan pegawai di saat bisnis baru berjalan? Banyak pengusaha sukses yang memulai usahanya dengan menjalankan sendiri bisnisnya. Mereka baru merekrut pegawai ketika bisnis sudah berkembang. Jangan buru-buru merekrut pegawai bila belum membutuhkannya. Sebaiknya, rekrut pegawai hanya ketika bisnis sudah berkembang pesat dan Anda sudah merumuskan job description bagi calon pegawai Anda. Tak perlu dalam jumlah banyak, cukup rekrut sesuai yang Anda butuhkan. Pastikan juga bahwa orang yang direkrut memenuhi kriteria.
  7. Tidak Dapat Merespon Feedback dengan Baik
    Ketika Anda sukses menjual sebuah produk, bukan berarti Anda sudah berhasil melakukan kegiatan bisnis. Oleh karena itu, setelah produk kita terjual lah tantangan besar dimulai. Ketika masyarakat sudah mulai menggunakan produk tentunya ada feedback yang didapatkan. Feedback tersebut bisa berupa komentar, saran dan bahkan kritik yang bisa saja membangun atau malah menjatuhkan produk tersebut. Dari feedback ini harusnya anda dapat mengambil pelajaran tentang pengembangan produk seperti apa yang diinginkan masyarakat. Sehingga ke depannya produk anda semakin diterima masyarakat. Namun jika anda tidak dapat merespon feedback ini dengan baik, maka siap-siap saja produk anda ditinggalkan oleh pembeli.
  8. Terlalu Cepat Menarik Uang
    Siapa yang tak tergiur melihat rekening di bank membengkak akibat keuntungan bisnis yang berlipat? Hati-hati, konon banyak pengusaha pemula yang akhirnya gulung tikar hanya karena tidak tahan untuk tidak menghabiskan uang hasil keuntungan tersebut. Pisahkan rekening pribadi dengan rekening usaha agar tidak tergoda untuk menghabiskannya. Sebaiknya manfaatkan keuntungan tersebut untuk mengembangkan dan melakukan ekspansi bisnis.

Lihat artikel lainnya:


Lihat juga:

Silahkan cek profil kami: https://sumberrizki.com/tentang-kami/
Yuk Hitung Deposito kamu sekarang: https://sumberrizki.com/simadeb-2/
List Jasa Keuangan kami: https://sumberrizki.com/pinjaman/
Silahkan cek Google Business kami: https://goo.gl/maps/Cqy22LBjjTKUh8sR6